Dampak Erosi, Luas Daratan Di Kampung Alur Bemban Kian Terancam

fiksumNews.com  - Aceh Tamiang : Menanggapi keluhan masyarakat di Dua Kampung, Wakil Ketua DPRK Aceh Tamiang Bersama Camat Karang Baru dan Datok Penghulu Kampung Alur Bemban dan Kampung Tanjung Seumantoh Tinjau Lokasi Bantaran Sungai yang berada di Kedua Kampung Akibat Erosi.

Saat meninjau ke lokasi, Rabu,(5/8) tepatnya di dusun Mesjid Kampung Alur Bemban Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang, Wakil Ketua DPRK Aceh Tamiang Muhammad Nur Bersama Camat Karang Baru Iman Suhery S.STp,  Datok Penghulu Kampung Alur Bemban Misnan dan Datok Penghulu Kampung Tanjung Seumantoh Amirul Mukminin langsung turun ke bantaran sungai untuk menyaksikan langsung dampak erosi akibat gerusan air sungai yang kian mengancam.

Wakil Ketua DPRK Aceh Tamiang Muhammad Nur mengatakan, kondisi ini harus segera di tanggapi terlebih-lebih dampaknya semakin meluas dan mendekati jalan penghubung antara Kampung Alur Bemban dan Kampung Tanjung Seumantoh.

Di sarankannya, agar Camat Karang Baru dan Datok Penghulu di dua Kampung tersebut untuk dapat mengusulkan pembangunan penanggulangan erosi tersebut.

Di akuinya, untuk penanggulangan erosi ini, tentunya menggunakan anggaran yang cukup besar dan tidak mungkin menggunakan Dana APBK, setidaknya harus menggunakan anggaran APBA dan Otsus pada anggaran 2021 mendatang, sebutnya.
Oleh karena itu, pihak kecamatan dan Kampung untuk segera mengusulkan rencana pembangunannya dengan menyertai nominal anggarannya.

Menurutnya, untuk mengantisipasi terjadinya erosi berkelanjutan, perlu dilakukan pemasangan site file (pasak bumi) di pinggir sungai tersebut, sehingga gerusan air tidak lagi berdampak pada terkikisnya tanah di pinggir sungai, ungkap Muhammad Nur.

Hal yang sama disampaikan oleh Camat Karang Baru Iman Suhery S.STp, didampingi Datok Penghulu Kampung Alur Bemban Misnan dan Datok Penghulu Kampung Tanjung Seumantoh Amirul Mukminin mengatakan, persoalan ini harus segera di tanggapi bersama, jika terus di biarkan, maka luas daratan di kedua Kampung itu akan menjadi berkurang.
Menurut laporan yang diterimanya, bahwa pergeseran daratannya sudah terjadi sejak puluhan tahun yang lalu, di peekirakanpada tahun 1980, hingga saat ini belum ada penanganannya.

Camat juga berharap, agar hal ini mendapat dukungan dari pihak  legeslatif, sehingga keluhan masyarakat dapat tersahuti.

Sebelumnya, persoalan ini telah di agendakan dan diusulkan melalui Musrenbang tingkat kabupaten aceh tamiang agar dampak dari erosi di bantaran sungai dapat di realisasikan melalui anggaran APBA tahun 2021, sebutnya.

Camat juga menambahkan, jika hal itu tidak terealisasi anggarannya mau tidak mau,  bersama masyarakat saya akan bergotong royong memancang batang pohon pinang di pinggiran sungai tersebut untuk menahan kikisan air sungai tamiang, terlebih saat musim banjir.

Kondisi bantaran sungai yang sangat urgen terkena erosi ini, di perkirakan sepanjang 200 meter dan akan menelan anggaran mencapai Milliaran Rupiah, jadi sangat tidak mungkin penanganannya menggunakan dana APBK, imbuhnya, (pakar).

Komentar

Berita Terkini