Pangulu Balimbingan Melaksanakan Rapid Test Untuk 60 warganya.


harianfikiransumut.com, Simalungun : Sebagian masyarakat mungkin berpikir bahwa hasil yang didapatkan dari rapid test Covid-19 bisa digunakan untuk menegakkan diagnosis. Padahal, rapid test yang saat ini di laksanakan di Kecamatan Tanah Jawa berfungsi sebagai upaya screening. Selasa (21/04/2020)

Kegiatan Rapid test di laksanakan di dusun III Balimbingan, terlihat hadir Pangulu Janwaris Gultom, Camat Tanah Jawa Farolan Sidauruk SH, Kapala Puskes Tanah Jawa, dan utusan Dinkes Simalungun.

"(Rapid test) ini memang bukan untuk pemeriksaan diagnosis penentu," ujar salah satu tim Medis, Dia mengatakan, opsi yang saat ini tersedia adalah rapid test berbasis deteksi antibodi dan deteksi antigen. Pemeriksaan rapid test  yang dilakukan sekali ataupun ulangan sifatnya lebih ke arah screening. Katanya.

Camat tanah jawa juga membenarkan" Rapid test ini sifatnya adalah lebih ke arah screening, lebih ke ara uji penapis, (mengetahui) mana yang berisiko, mana yang tidak," kata camat
 

Dalam uraiannya Camat mengatakan, "bila pemeriksaan pertama rapid test menunjukkan hasil negatif, bukan berarti orang yang dites tersebut benar-benar negatif Covid-19. Bisa jadi saat rapid test pertama dilakukan, antibodinya belum terbentuk. Oleh karena itu, rapid test harus diulang dalam waktu 7-10 hari.

"Sebaliknya, hasil pemeriksaan rapid test yang positif juga belum tentu menunjukkan bahwa orang yang dites tersebut benar-benar terkena Covid-19. Alasannya, antigen yang terdeteksi belum diketahui apakah ada reaksi silang dengan pan-coronavirus.

"Kita juga mesti tahu apakah antigen yang dideteksi itu memang sudah sangat spesifik atau ada reaksi silang dengan pan-corona(virus), jadi virus corona secara umum," jelas camat.

"Rapid test ini bisa menyaring orang-orang yang nantinya dinilai perlu untuk menjalani tes lebih lanjut. Untuk melakukan konfirmasi atau menegakkan diagnosis Covid-19, dibutuhkan pemeriksaan PCR. Tutur Pengulu Gultom

Dia juga berharap, "pemerintah mengambil langkah agar mengombinasikan berbagai tes Covid-19. Langkah itu diperlukan guna mencegah penyebaran virus corona tipe baru tersebut di masyarakat.

Menurutnya, "apabila masyarakat sudah makin sedikit melakukan interaksi ataupun mobilisasi sosial, kombinasi tes tersebut tetap diperlukan dengan tujuan mengantisipasi penyebaran virus. Namun, menurut Kades, rapid test atau tes cepat saja tidak cukup untuk mengetahui apakah seseorang positif atau tidak. ujar Pangulu Gultom.  (SA)
Komentar

Berita Terkini