Mereka ingin menunjukan kepada pemerintah, untuk menuju keparapat tak harus lewat sintar, ada jalan alternatif untuk warga Asahan dan sekitarnya menuju Danau Toba.
Jika warga Asahan hendak keparapat bisa lewat Pasir Mandoge, simpang tiga Buntu Bayu, naik menuju Buntu Turunan, lanjut ke Bosar Nauli tembus ke simpang tiga Rondang sampai di pertigaan, ke kiri Simpang Ambolon, ke kanan Simpang Palang kedua simpang tersebut sudah termasuk wilayah wisata Danau Toba.
Jika pemerintah ingin mendorong minat wisatawan lokal dan domestik ke Danau Toba, jalan alternatif ini harus di benahi.
Fasalnya, jalan ini sudah lebar dan sangat memadai untuk di fungsikan, saat ini pemerintah daerah dan pusat sedang giat dengan gerakan agro wisata Danau Toba, tentu pemerintah tak hanya mengandalkan jalan lintas Siantar-Parapat, yang terkadang penuh sesak dan macet saat hari libur.
Akses jalan Buntur-Parapat harus segera di hidupkan, selain untuk jalan alternatif tentunya bisa di fungsikan sebagai jalan pemberdayaan untuk menambah nilai ekonomi kerakyatan.
Konvoi warga Buntur yang kerahkan Pangulu Buntu Turunan, Roberton Nainggolan dengan Pangulu Bosar Nauli, Suraten ingin membuka mata pemerintah daerah dan pusat bahwa ada jalan yang lebih dekat dan cepat untuk sampai ke Danau Toba.
Hal itu di jelaskan oleh pangulu Berton, Dirinya bersama warga berkonvoi, menggunakan kenderaan roda dua dan empat untuk memperjelas kepada pemerintah Provinsi dan Pusat, bahwa ada akses jalan untuk warga Kabupaten Asahan yang dekat dan cepat untuk berwisata ke Danau Toba, kata Berton
"harapan kami dengan aksi ini, Pemerintah akan tergerak membenahi akses jalan menuju ke parapat, kami warga Hatonduhan dan Asahan tak harus memutar dari Siantar saat mau berwisata keparapat. Ucapnya
Saat ini pemerintah Pusat sedang gencar-gencarnya mendorong destinasi Danau Toba menjadi agro wisata Nasional dan Dunia, untuk percepatan penataan lokasi wisata pemerintah menggelontorkan dana yang tak sedikit, jika akses jalan Buntur-Parapat bisa di optimalkan tentu minat wisata akan jauh lebih besar. (Sugianto Aziz)
