Salmah, si Pengembang Alat Recycle Sampah Jadi BBM dari Bener Meriah

harianfikiransumut.com-
Redelong-  Berbagai alat teknologi tepat guna (TTG) dari kampung-kampung di Aceh dipamerkan pada Pekan Inovasi Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong (PIPMG) 2019 (9-13/7/2019) di Bener Meriah, Aceh. Salah satu alat inovasi TTG yang dipamerkan pada ajang tersebut adalah alat recycle (pengolah) sampah jadi BBM dari Kampung Teritit, Kec. Wih Pesam, Bener Meriah.

Alat pengolah sampah plastik yang menghasilkan minyak sebagai bahan bakar itu dikembangkan oleh Salmah (20), mahasiswi semester 5 Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, asal Kampung Teritit, Bener Meriah.

Salmah, mengaku ide menciptakan inovasi alat pengolah sampah itu muncul sejak ia menjadi Duta Sanitasi Aceh 2013. Kala itu ia masih pelajar SMP.

Ide itu makin aktif untuk diwujudkan kala ia terpilih sebagai Duta Sanitasi Aceh 2015 kategori Teraktif dan Inovatif saat ia menduduki bangku SMA. Idenya pun mulai bisa diwujudkan, ketika mendapat dukungan penuh ayahnya yang punya ketrampilan teknik.

Dia mengaku bukan pencipta alat tersebut. "Saya disebut pengembang alat pengolah sampah plastik. Alat pengolah sampah jadi BBM sudah pernah diciptakan sebelumnya di Indonesia. Namun, karena ada beberapa perbedaan dan modifikasi alat pendukungnya, saya disebut pengembang," ujarnya.

Salmah menerangkan salah satu perbedaan alat pendukungnya, terletak pada sumber bahan bakar yang digunakan. Alat sebelumnya, bahan bakar mengolah sampah plastik itu dari kompor yang banyak menghabiskan energi. Namun, bahan bakar alatnya itu mengunakan serbuk kayu sisa limbah pengetaman kayu. Serbuk kayu yang dipadatkan dalam tungku tersebut jadi "kompor" alami sebagai bahan bakar untuk alat pengolah sampah plastik miliknya. Abu pembakaran serbuk itu pun bisa juga dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. Karena itulah, alatnya disebut hemat energi dan ramah lingkungan.

Di hadapan Bupati Bener Meriah dan rombongan yang mengunjungi stand Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) Bener Meriah, Kamis (11/7/2019) Salmah, anak pasangan Pranata dan Asmara, dengan fasih menerangkan cara kerja alatnya.

"Untuk 700 gram sampah plastik,  akan menghasilkan 200 ml bbm. Sampah plastik bisa berupa kantong kresek, botol plastik, dll, dipotong kecil-kecil lalu dimasukkan ke tabung. Tabung itu dipanaskan dengan "kompor" alami, dan menghasilkan uap. Uapnya ini ditampung jadi minyak sebagai bbm," paparnya.

Minyak yang dihasilkan alatnya ini masih perlu diuji lagi kandungannya. "Apakah minyaknya kategori solar, bensin, atau lain. Namun, sementara minyak hasil olahan alatnya bisa dipakai dan telah diuji bisa sebagai bahan bakar sepeda motor. Minyak olahannya dipakai 60% dan dicampur dengan bensin 40%," terangnya. Ke depan, ia akan meneliti lebih lanjut kandungan minyak hasil olahan alatnya.

Alat pengolah sampah penghasil bbm karya Salmah ini masuk salah satu nominasi penghargaan alat inovasi TTG terbaik se-Aceh tahun 2019. Selain mendapat penghargaan, alat pengolah sampah ini sudah mendapat dukungan dari Bupati Bener Meriah agar diperbanyak dan diadakan untuk setiap kampung di Bener Meriah. (asa/fa)
Komentar

Berita Terkini