Pengukuran dan Publikasi Stunting Sebagai Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting

harianfikiransumut.com / Labuhanbatu - Salah satu Intervensi penurunan Stunting terintegrasi  yang dilaksanakan oleh Kabupaten Labuhanbatu adalah Aksi  ke 7 yaitu pengukuran dan publikasi stunting. Pengukuran dan publikasi angka stunting adalah upaya Kabupaten Labuhanbatu untuk memperoleh data prevalensi stunting terkini pada skala layanan puskesmas, kecamatan, dan desa. 

Hasil pengukuran tinggi badan anak di bawah lima tahun serta publikasi angka stunting digunakan untuk memperkuat komitmen pemerintah daerah dan masyarakat dalam gerakan bersama penurunan stunting.

Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu sebagai penanggung jawab pengukuran dan publikasi stunting, telah melakukan pengukuran status gizi terutama stunting pada balita.  

Kegiatan pengukuran panjang badan atau tinggi badan bersamaan dengan bulan penimbangan balita (dan distribusi kapsul vitamin A) dilakukan dua kali dalam setahun yang dikoordinasikan oleh dinas Kesehatan. Data pengukuran tinggi badan balita diinput dalam aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e- PPGBM) yang di entry oleh petugas gizi dibantu tim entry puskesma di Kabupaten Labuhanbatu, apabila ada data yang bermasalah gizi di konfirmasi dan divalidasi oleh petugas puskesmas dan dinas kesehatan.

Kepala Badan Bappeda Hobol Z Rangkuti,S.Sos,MM, selaku sekretaris KPPS Labuhanbatu, Saat memimpin rapat publikasi stunting di ruang rapat Bappeda Kabupaten Labuhanbatu Kecamatan Rantau Selatan Kelurahan Ujung Bandar Jum'at 3/12/2022 mengatakan, "Selain data status gizi balita juga diinput data riwayat tindakan terhadap balita yang bermasalah gizi, kemudian  di analisa faktor faktor determinan penyebab masalah gizi  untuk  diintervensi sesuai penyebabnya".

Informasi Hasil pengukuran status gizi balita telah didesiminasikan  dan dipublikasikan, Diharapkan hasil  pengukuran status gizi terutama  prevalensi stunting balita  di diseminasikan pada setiap pertemuan  baik  pada saat SMD, mini lokakarya bulanan dan pertemuan lintas  program maupun lintas sector OPD terkait, serta  dipublikasi juga  melalui saluran informasi media elektronik maupun media sosial baik di tingkat kabupaten, kecamatan, puskesmas dan desa  yang ada di Kabupaten Labuhanbatu  sehingga dapat dipakai menjadi dasar penyusunan  secara lebih terinci kegiatan-kegiatan terkait stunting yang akan dilaksanakan selama bulan berjalan, menggalang kerja sama dan koordinasi antar petugas Puskesmas (lintas program), dan meningkatkan motivasi petugas- petugas Puskesmas dalam pelaksanaan integrasi kegiatan stunting dengan OPD terkait penurunan stunting.

Disisi yang sama Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu H.Kamal Ilham S.K.M, MM, menegaskan seluruh jajaran tenaga Kesehatan yang berada di Puskesmas harus serius dalam tindakan mengatasi masalah nasional ini.

" Turun kelapangan, cek data yang ada dan sesuaikan dengan keadaan dilapangan". Ucapnya.

Cari tau apa penyebab utama sehingga menjadikan balita disana stunting, kita harus bisa mengatasi ini, akan saya jadwalkan turun ke lokasi lokus stunting yang masih tinggi jumlah kasusnya. Kita harus perbaiki kondisi ini sesuai amanat presiden RI. Pungkas Kadis.



Kemudian Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Friska E.Simanjuntak S.K.M.M.K.M, mengatakan tujuan publikasi ini agar bersama-sama menurunkan kasus stunting, yang pada tahun 2021 dilabuhanbatu frekuensi sebesar 27%, secara nasional presiden menerbitkan tahun 2024 harus turun 14% apakah kita mampu untuk menurunkan stunting di Kabupaten Labuhanbatu . ujarnya.

Disampaikan Friska, Prinsip penurunan stunting ada delapan aksi integrasi intervensi penurunan stunting dikabupaten Labuhanbatu, aksi integrasi adalah instrumen dalam bentuk kegiatan yang digunakan untuk meningkatkan pelaksanaan integrasi intervensi gizi dalam penurunan stunting.

Mari bersama kita sukseskan capaian kita 14% penurunan stunting di tahun 2024, agar masyarakat Labuhanbatu semakin sejahtera, ucap Friska.

Turut hadir mengikuti rapat pengukuran dan publikasi data stunting itu Kepala Dinas DP2KB Labuhanbatu Hj.Mahrani S.K.M, Para Perwakilan OPD, Kakankemenag,Camat, Kepala Puskesmas dan Kepala Desa Lokus.

Adapun jumlah kasus stunting dikabupaten Labuhanbatu diangka 200 kasus yang tersebar di sembilan kecamatan, terbesar ada di kecamatan Bilahilir dengan 67 Kasus, dan terkecil kasusnya yakni di kecamatan Rantau Selatan dengan 6 kasus.(M.Syarif)
Komentar

Berita Terkini