Dalam pertemuan tersebut, Pj. Bupati Meurah menjelaskan kondisi dan potensi kelapa sawit yang ada di Bumi Muda Sedia. Kondisi eksisting ini, kata Meurah, tentunya sangat memerlukan dukungan, terutama dalam upaya bagaimana meningkatkan kapasitas produksi sawit dan turunannya di Aceh Tamiang.
“Selama ini tentunya ada pendampingan dari PUPL, dan Dinas terkait dalam hal pemeliharaan dan peremajaan. Mudahan-mudahan pertemuan kali ini memberikan motivasi bagi Aceh Tamiang untuk meningkatkan produksi kelapa sawit dan turunannya di Aceh Tamiang,” ucapnya.
Dalam pertemuan yang dipandu tim PUPL dan IDH tersebut, perwakilan pemerintah Norwegia, Gunhild Oland Santos-Nedrelid, mengucapkan terima kasih atas sambutan yang diberikan.
Dikatakannya, kerjasama pembangunan berkelanjutan dan lestari ini penting dilaksanakan guna menjaga sumber daya yang ada untuk masa depan dunia yang lebih baik.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat pagi tadi, diisi sejumlah paparan konsep Produksi, Perlindungan dan Inklusi atau PPI Compact serta capaian keberhasilan program.
Usai pertemuan, delegasi Konsulat Jenderal Kerajaan Norwegia dibawa tim ke lapangan guna mengunjungi sejumlah lokasi program pembangunan sawit berkelanjutan.
Hadir dalam pertemuan Ketua GAPKI Aceh, Denny Ramadhan, Senior Advisor GAPKI Aceh, Sabri Basyah, Owner PT. MORA, Leman Pahlevi Sulaiman, Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan, Safuan, Satgas PUPL dan FKL, Pengurus PESATRI, dan Yayasan IDH.