Masyarakat Jangan Panik Dalam Menyikapi Wabah PMK


harianfikiransumut.com
| Aceh Tamiang -- Kepala Stasiun Karantina Pertanian (SKP) Kelas I Banda Aceh, drh. Ibrahim menghimbau agar masyarakat dan para peternak agar tidak panik dalam menghadapi Wabah Penyakit Mulut Dan Kuku (Foot  And Mouth Disease).

Ibrahim mengatakan wabah PMK yang sedang melanda ini harus secara bersama - sama dalam menghadapinya. Kolaborasi semua elemen perlu dibangun baik dari tingkat pusat, propinsi, kabupaten, kecamatan bahkan harus sampai level desa khusunya para peternak, sebutnya disela-sela meninjau langsung hewan ternak lembu di Kampung Paya Meta Kecamatan Karang Baru Aceh Tamiang, pada Senin, 10 April 2022 Kemarin.

Disamping itu Ibrahim yang turut didampingi Kepala Dinas Peternakan Aceh, drh. Rahmandi dan Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan, Safuan, meminta kepada petani/peternak Sapi dan masyarakat agar tidak panik dalam menyikapi Penyakit Mulut Dan Kuku (Foot And Mouth Disease) yang saat ini sedang melanda.

" Kita harus maksimal melakukan sosialisasi kepada masyarakat, bahwa penyakit ini tidak menular pada manusia," sebutnya.

Ibrahim menjelaskan meski memiliki tingkat penyebaran yang cepat pada hewan, penyakit ini tidak menular ke manusia. 

Untuk itu, selain melakukan sejumlah strategi untuk menekan penyebarannya ke ternak, Ibrahim meminta agar jangan ada kekhawatiran dan kepanikan di tengah masyarakat.

Ibrahim menyebutkan, petani/peternak dan masyarakat perlu diberikan edukasi kembali tentang potensi, risiko dan cara penanggulangan PMK tersebut. 

“Perlu ada edukasi supaya petani/peternak dan masyarakat kita paham tentang penyakit ini. Bisa melalui penyuluhan dan media informasi yang ada,” sebutnya menerangkan.

Kemudian Ibrahim juga menyampaikan bahwa ketika sapi diserang PMK dan akhirnya mati, maka perlu dilakukan adalah dengan menguburnya sedalam 2 meter. Agar tidak menular kepada yang lain maka disekitaran sapi mati harus dilakukan penyemprotan cairan Desinfektan

" Dan jika sapi yang diserang PMK sempat dipotong, jangan dikonsumsi bagian leher/kepala serta bagian kaki. Dan himbau bagian dalamannya juga jangan dikonsumsi. Cukup bagian badannya (daging) yang dikonsumsi," jelas Ibrahim mengakhiri. (Abdul Karim).

Komentar

Berita Terkini