Tekan Angka Stunting, Dinkes Aceh Tamiang Gelar Diskusi Bersama Para Kader

harianfikiransumut.com | ACEH TAMIANG - Sedikitnya 720 Kader Pembangunan Masyarakat yang berasal dari 213 desa di Kabupaten Aceh Tamiang mengikuti diskusi dan pembinaan tentang pencegahan Stunting.

Diskusi dan pembinaan tersebut digelar oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang melalui Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat bertempat di di aula Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Kecamatan Karang Baru Aceh Tamiang.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, Ibnu Azis, SKM melalui Kasie Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Ns. Zulfanda Manik, S.Kep, M.KM mengatakan, kegiatan diskusi dan pembinaan terhadap 720 kader pembangunan masyarakat ini dilaksanakan selama 5 hari, terhitung sejak Senin, 23 Agustus hingga 27 Agustus 2021 mendatang.

Kegiatan ini merupakan Program Prioritas Nasional yang harus dilaksanakan di setiap Daerah, terlebih Kabupaten Aceh Tamiang telah ditetapkan sebagai Lokus Stunting, guna mencegah dan menanggulangi angka Stunting di Kabupaten Aceh Tamiang, sebut Zulfanda Manik.

Upaya untuk mencegah dan menanggulangi Stunting, tentunya harus melibatkan banyak pihak dan perlunya  keseriusan dan saling bersinergi, terlebih para Kader yang ada di setiap desa  sebagai penggerak pembangunan manusia yang paling dekat dengan masyarakat.

Perlu diketahui pula, bahwa saat ini tantangan yang amat sulit bagi para kader dalam melaksanakannya terlebih dimasa Pandemi Covid-19 yang belum berakhir, ujarnya.

Salah satu dampak dari Pandemi tersebut, mengakibatkan terganggunya mata pencaharian dan perekonomian masyarakat, pada akhirnya berdampak  asupan akan gizi bagi ibu hamil, ibu menyusui dan anak balita.

Jika kita lihat pada data kasus Stunting, saat ini di Aceh Tamiang telah mencapai 7,3 % dari jumlah balita atau sejumlah 1668 Kasus dari 22.567 Balita, walau termasuk ketegori sedikit, hal ini perlu menjadi perhatian dalam melakukan  berbagai upaya untuk menekan kasus stunting agar terjadinya angka penurunan.

Stunting merupakan faktor dari kondisi tinggi badan anak yang lebih pendek di bandingkan tinggi badan anak yang normal seusianya, hal tersebut disebabkan kekurangan gizi kronis dengan manifestasi kegagalan pertumbuhan yang dimulai sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2 Tahun.

Kekurangan gizi pada masa Janin dan usia dini akan berdampak pada perkembangan otak dan kemampuan kognitif yang akan mempengaruhi prestasi sekolah, dan ketika jangka panjang menurunkan produktivitas dan rentan terkena penyakit, jelasnya.

Disamping itu, Zulfanda Manik juga menyampaikan sasaran prioritas utama agar berfokus kepada 1000 Hari pertama kehidupan, dengan harapan Kader Pembangunan Manusia dapat memonitoring, memfasilitasi konvergensi Stunting.

Kemudian memastikan 5 Paket Pelayanan Stunting tersedia serta memfasilitasi diskusi yang terarah dalam membahas permasalahan stunting didesa masing masing hingga dengan penyusunan kegiatan Penanganan Stunting kedalam RKP dan APBDes, ungkapnya mengakhiri.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan, Irianto SE. turut menyampaikan bahwa persoalan Stunting sudah sering kita dengar, namun sejauh manakah peran para ibu - ibu sebagai Kader dalam mengatasinya.

Bagaimana kita akan menciptakan cikal bakal generasi penerus yang maju, bagaimana pula kelanjutan dari Rumoh 

Gizi Gampong (RGG), maka dari itu, beliau meminta peran aktif dari kita semua untuk mencegah dan menanggulangi Stunting, sehingga dapat melahirkan generasi yang sempurna.

Diterangkannya, "720 Kader Pembangunan Kesehatan didalam kegiatan ini kita bagi menjadi lima kelompok. Jadi setiap hari ada satu kelompok yang terdiri dari 120 - 140 peserta," jelas Zulfanda Manik.

Menurutnya kegiatan yang dilaksanakan tersebut tetap mengikuti aturan Protokol Kesehatan (Protkes), tutupnya.

Pada pembukaan kegiatan tersebut, turut dihadiri oleh Sekretaris Dinas Kesehatan, Irianto SE, Kasie Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat, Ns. Zulfanda Manik, S.Kep.M.KM dan Analis Gizi Kabupaten, Wan Indah Keumala dan para peserta diskusi lainnya.


Laporan | Abdul Karim

Editor     | Redaksi

Komentar

Berita Terkini