Warga Desa Bukit Mas, Hentikan Operasional Truk Galian C di Besitang

harianfikiransumut.com l Langkat - Aksi sejumlah warga hentikan operasional dump truk galian C tepatnya di Desa Bukit Mas Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat Sumatera Utara.baru baru ini, hingga nyaris terjadi adu fisik antara warga dengan Oknum Pengelola  galian C.Berinisial MS.

Peristiwa itu terjadi Ketika , warga menutup badan jalan dengan ban mobil bekas sehingga beberapa dump truck sarat muatan material batu kerikil terhalang alias tidak bisa melintas.

Melihat armada angkutan material batu kerikil hasil penambangan dari Aliran Sungai Besitang itu terhalang, oknum pengelola usaha galain C berinisial, MS pun langsung mendatangi salah satu rumah milik warga setempat yang penghuninya dianggap turut dalam aksi tersebut.

MS, warga setempat itu tanpa banyak tanya, ia langsung menarik kerah baju Mardiono di kediamannya, disaksikan sejumah warga ketika itu tindakan arogan main hakim sendiri yang dilakukan MS, tidak sampai disitu, tapi dia juga mengajak Mardiono berkelahi dengan memakai senjata tajam, namun saat itu tidak saya layani, ucapnya kepada wartawan,

Peristiwa tersebut disaksikan sejumlah warga, diantaranya Erik dan Arik Marbun, Usman dan warga lainnya, ungkap Mardiono.

Dikatakan, warga  menyetop operasional armada galian C, karena pihak pengelola galian terkesan ingkari janji yakni, tidak menyiram jalan desa sehingga debu berterbangan di saat armada truk melintas.

Sebelumnya, pihak pengusaha telah sepakat akan menyiram infrastruktur jalan secara maksimal guna meminimalisir debu dampak dari mobilitas dump truk yang melintasi jalan desa.

Selain itu, kata Mardiono, pihak pengusaha, juga berjanji akan menimbun jalan desa dengan sirtu galian dengan kesepakatan sepuluh-satu. 

 Artinya, kalau pengusaha telah mengangkut 10 Dum truk untuk dijual, dia juga wajib memberi hak warga desa dengan menimbun jalan dan Rumah Ibadah satu truk batu kerikil dari hasil penambangan itu.

Karena oknum kepercayaan pengusaha itu dinilai tidak konsisten, ya itu jugalah yang mendorong warga melakukan aksi penyetopan truk armada galian C, ungkapnya. Oknum pengusaha marah terhadap warga, khusunya buat Mardiono, diduga terkait pemberitaan di beberapa media cetak dan online, termasuk harianfikiransumut.com

Dalam pemberitaan itu, warga menuding MS memperkaya diri dengan memanfaatkan penambangan galian C batu kerikil dari aliran Sungai Besitang, seperti diberitakan media belum lama ini. Untuk membangun sebuah plat duiker, MS dengan modal sendiri menghabiskan biaya sebesar RP 60 juta, sesuai pengakuan dia kepada awa media. 

Namun, setelah wartawan coba mengonfirmasi kepala tukang bernama Legiran, ia menyebut biaya yang dihabiskan untuk membangun plat duiker, itu hanya sebesar Rp40 juta.

"Kami minta pihak pengusaha segera menghentikan galian batu kerikil di aliran Sungai Besitang, hingga adanya kesepakatan yang benar-benar dilaksankan pengelola penambangan batu kerikil itu," terang Mardiono.

Minggu(4/4/21)ketika dikonfirmasi tentang insiden yang dilakukan MS terhadap dirinya sampai saat ini pihak 

MS menemui demikian juga pihak pemerintah Desa sampai sekarang belum juga ada inisiatif untuk mempertemukan "kami guna penyelesaan persoalan tersebut.Namun kata Mardiono.sebelum pihak pengelola

Menjelaskan tentang janji realisasi 10 dum truk 1 dum truk untuk Desa.maka 

Warga tidak akan memperbolehkan pengusaha menjalankan atifitasnya.kata warga yang lain.

di tempat terpisah.Pengelola penambangan galian C, M.Saleh yang dikonfirmasi wartawan, melalui telepon selularnya ,ia membantah tudingan warga yang menyebutkan dirinya ingkar janji.Apa yang telah disepakati antara pengusaha,masyarakat dan perangkat desa itu telah dikerjakan, menyiram badan jalan, serta menimbun jalan dusun/ desa dengan material sirtu hasil penambangan, Kilah M.Saleh.


Penulis: Ramlan.az

Komentar

Berita Terkini