23 Rumah Rusak, Warga Mengelar Demo di Proyek Pembangunan jalur Lintas Rel Kereta Api

harianfikiransumut.com l Langkat - Puluhan warga lingkungan lV Simpang lima.yang didominasi Para kaum Ibu Rumah Tangga Senin(22/3/21) mengelar Demo di sekitar lokasi Proyek Nasional pembangunan badan jalur Rel Kereta Api.lintas Binjai-Langsa.

Demo.digelar Akibat Rumah warga yang berada di sekitar Proyek lingkungan lV Simpang lima Kelurahan Pekan Besitang Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat Sumatera Utara mengalami kerusakan.

Sejumlah Rusak dinding beton Rumah warga pecah dan Retak-retak akibat dari Bergesernya Tembok Beton Penahan Tanah Rettaning Wall(RW) ditambah lagi getaran dari alat Berat Proyek tersebut.

Nurhayati (60 th) didampingi warga lainnya.mengatakan "Kami 4 Kepala Keluarga yang terdampak beberapa bulan lalu telah di berikan Uang Konpenisasi oleh Perusahaan Masing-masing Sebesar Rp 5 Juta dan tahap ke Dua 8 KK yang juga mendapatkan uang Kompensasi Masing-masing Sebesar Rp.5 Juta.

Maka jumlah warga yang telah menerima uang Kompensasi berjumlah 12 KK.

Sedangkan warga yang lainnya juga terdampak dari Proyek tersebut sama sekali tidak pernah menerima bantuan
apapun, Kata warga

Menurut Misbah, Uang Kompensasi yang diberikan perusahaan itu hanya untuk Sewa Rumah, karna Rumah kami sampai saat ini tidak bisa ditempati lagi, maka kami tidak mau lagi kalau hanya diberi uang Konpensasi, tapi Kami mita kepada pihak Balai teknis Perkeretaapian untuk menganti Rugi lahan dan Rumah kami, kata warga.

Ironisnya, dalam penyaluran Uang kompensasi warga yang terdampak Tidak semua mendapatkan bantuan Kompensasi tersebut.

Seperti halnya yang dialami Melan alias Kumis yang mana bahagian belakang Rumahnya tampak rusak akibat terjangan RW yang terus bergeser.

Namun, samapai saat ianya  mengaku tidak pernah menerima bantuan apapun dari Balai teknik Perkeretaapian Indonesia, sebutnya.

Akibat dampak dari proyek pembangunan jalur Kereta api ini, bukan saja terjadi terhadap Rumah tempat Tinggal warga, tapi lahan juga tidak dapat lagi dipergunakan, akibat telah menjadi genangan air, Kata Ismail warga pemilik lahan.

Oleh karena itu, kami
minta lahan kami diganti Rugi, jika ganti Rugi belum diselesaikan, kami tidak akan membiarkan Proyek ini dikerjakan Kata, Warga.

Karso manager lapangan PT.Dwi Farita Fajar Karisma, yang mengerjakan proyek
Jalur tersebut, ketika dikonfirmasi harianfikiransumut.com mengatakan, kalau
Tentang ganti rugi itu kewenangan Balai Tehnik perkeretaapian Indonesia, kami hanya pelaksana, kata Karso

Najar, Satker Balai Tehnik Perkeretaapian Indonesia saat  dikonfirmasi Melalui Telepone Selulernya, Namun tidak berhasil, Karna saat di hubungi HP yang bersangkutan sedang tidak Aktif.

Penulis :Ramlan.az

Komentar

Berita Terkini