Diduga, JAS Meninggal Dunia Karena Ditembak Akibat Cekcok Soal Tanah

 

Diduga, JAS Meninggal Dunia Karena Ditembak Akibat Cekcok Soal Tanah

harianfikiransumut.com - Langkat : Akibat terjadinya cekcok mulut antara JAS(39hn) dan RS(33th) tentang persoalan tanah, akhirnya JAS(39hn) menjadi korban oenembakan hingga meninggal dunia.

Diketahui JAS(39hn) dan RS(33th) merupakan warga Desa Kutambaru Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Kapolsek Salapian IPTU Sutrisno menjelaskan bahwa sebelumnya, Almarhum JAS(39th) dan RS(33th) sempat terjadi cekcok pada Sabtu, 28 Nopember 2020, sekira pukul 13.30 wib.

Saat itu, RS (Terduga Pelaku) sedang mengecas HP miliknya di Kedai Pamah Pideren Kecamatan Kutambaru dan didatangi oleh  JAS(Korban) sembari menanyakan tanah yang diakui sebagai miliknya.

Ketika itu, mereka berdua sempat terjadi cekcok mulut (pertengkaran), bahkan JAS pun mengeluarkan kata-kata "AWAS KAU NANTI" lalu pergi meninggalkan RS.

Kemudian sekira pukl 16.00 wib  RS kembali ke ladangnya dan Tiba-tiba JAS(korban) sudah berada diladangnya dan mengajak RS berkekelahi.

Saat itu, JAS (korban) dengan sebilah parangnya mengejar RS(Terduga Pelaku), sementara  RS sedang memegang senapang angin gojlok yang berpeluru timah 4,5 mm.

Selanjutnya, karena merasa dikejar oleh korban menggunakan sebilah parang, RS pun langsung menembaknya ke bagian dada korban.

Walau sudah kena tembakan, korban pun masih tetap mengejar RS, akhirnya RS pun melepaskan kembali tembakannya ke arah korban hingga tiga kali tembakan.

Korban pun terjatuh tersungkur akibat terkena tembakan tersebut, dan RS(terduga pelaku) peegi meninggalkan Korban di ladang begitu saja.

Kemudian sekira pukul 21.00 wib RS(terduga pelaku) menyerahkan diri ke Polsek Salapian didampingi keluarganya,

Setelah mendapat informasi tsrsebut, Kapolsek Salapian IPTU Sutrisno didampingi Kanit Reskrim IPDA Mimpin Ginting, SH., MH beserta aggota, langsung turun ke TKP dan menemukan korban diperladangan dengan kondisi berlumuran darah, akibat bekas terkena tembakan dan sudah tidak bernyawa lagi, kata IPTU Sutrisno mengakhiri.

Reporter  : Reny
Editor       : Redaksi

Komentar

Berita Terkini