Hari Timbul Harahap Sosialisasikan Manfaat Sirup Buah Pala

FiksumNews.com, Simalungun : Buah pala adalah salah satu jenis rempah-rempah yang terkenal dan sering digunakan sebagai bahan tambahan olahan makanan Indonesia karena aroma dan cita rasanya yang khas. Namun, bagi Harry Timbul Harahap (46), buah pala memiliki nilai ekonomi yang berbeda dengan menjadikannya menjadi sirup dan juga manisan pala.

Berawal ketika sedang berkunjung ke rumah salah satu kerabat dekat yang berada di Tapak Tuan, Provinsi Aceh. Dia bertemu dengan beberapa orang yang bercocok tanam buah pala disana. Pada tahun 2013, ia pun tergiur bercocok tanam buah pala.

“Sekitar puluhan pohon pala sudah saya tanam sejak tujuh tahun lalu. Selama ini saya hanya jual biji dan selaput biji atau yang dikenal dengan nama fuli. Masyarakat pun hanya mengenal buah pala menjadi salah satu jenis rempah-rempah yang sering digunakan sebagai bahan tambahan olahan makanan,”ucapnya pada Mistar, Senin (07/09/20).

Karenanya, sejak dirumahkan akibat pandemi Covid-19 April lalu, Harry mulai serius membuat sirup dan manisan dari buah pala. Dia mengisahkan pada mulanya hanya mencoba membuat sedikit dan mengundang beberapa temannya untuk mencicipi manisan pala hasil kreasinya dan ternyata disukai dan mereka pun meminta Harry membuat sirup berbahan buah pala.

“Sayapun melakukan untuk menciptakan rasa yang unik dari buah pala ini, yakni buat sirup. Pembuatannya membutuhkan waktu yang panjang serta usaha sehingga menghasilkan sirup yang benar-benar baik dan berkualitas,” ungkapnya.

Selain itu, Harry juga menjelaskan proses pengolahannya tergolong sangat lama, mulai matahari terbit hingga tengah malam. Sebab, selama ini cara memprosesnya masih manual. Pertama, buah pala harus kondisi baik dari pohonnya, tidak boleh diendapkan, langsung diolah setelah dipetik.

Saat buah telah masak sempurna, kulit dan dagingnya akan membelah dan memperlihatkan bijinya yang terbungkus selaput merah bernama fuli. Lalu dibersihkan dan dikupas, biji dipisahkan. Lalu daging buah pala diblender beserta lapisan fuli tadi. Kemudian disaring dan diambil pati atau sarinya, langsung direbus hingga 3 jam.

“Buah pala sendiri merupakan buah yang memiliki aroma harum, dan rasanya sedikit pedas. Sebagai pemanis, kami memasukkan gula tebu asli. Sedangkan untuk pengawetnya tidak ada. Kami tidak ingin mengurangi khasiatnya buat tubuh masyarakat yang mengkonsumsinya,” katanya.

Bahkan, menurut dia beberapa pengobatan tradisional memesan padanya tapi gulanya diganti dengan gula batu. Jelas, harganya berbeda, mengingat gula batu lebih mahal dari pada gula tebu,”jelas Harry di kediamannya yang juga tempat memproduksi buah pala tersebut jalan Melanthon Siregar No 204 Kelurahan Pematang Marihat Kecamatan Siantar Marimbun, Kota Pematangsiantar.

Sedangkan proses mengolah pala menjadi kudapan, salah satunya adalah manisan pala. Manisan pala memiliki rasa yang khas, yaitu perpaduan antara manis dan asam segar. Ketika dikunyah teksturnya yang renyah memberikan kesan tersendiri. Dan aroma khas pala yang mencuat memberikan sensasi tersendiri.

Harry menuturkan manisan pala terbuat dari daging buah pala yang masih segar. Setelah dikupas dan dipotong-potong memanjang daging pala direbus kemudian direndam dengan air garam. Setelah itu dibersihkan kemudian dicampur dengan larutan gula pasir yang sudah dimasak sampai mendidih. Kemudian pala tinggal ditiriskan. Proses pembuatannya sangat sederhana dan cepat.

“Untuk saat ini kami membuat manisan Pala basah. Kalau dipasaran biasanya yang paling sering dijumpai adalah jenis manisan pala kering. Manisan pala basah selanjutnya adalah tinggal di-packing dan sudah bisa dijual,” ujarnya.

Harry mengatakan, sudah lima bulan dirinya menekuni usaha pembuatan sirup dan manisan dari bahan buah pala tersebut. Dalam seminggu bisa menghabiskan buah pala sebanyak 40-50 kg. Maka tidak heran, omset yang dia terima terus bertambah tiap bulan sebanyak 50%. Bahkan, saat ini dia bekerjasama dengan salah satu petani buah pala di Kabupaten Simalungun. Lahan seluas 2 hektare sudah ditanami buah pala sejak 10 tahun lalu. Petani tersebut hanya membutuhkan bijinya saja.

Pohon pala bisa tumbuh hingga mencapai 20 meter tingginya, dan usianya bisa mencapai ratusan tahun. Tidak hanya itu, buah berbentuk bulat ini juga kaya kandungan nutrisi serta memiliki beragam manfaat untuk kesehatan tubuh. Buah pala mengandung senyawa kimia yang dapat membantu mengobati masuk angin, insomnia, memperlancar pencernaan, dan meningkatkan selera makan serta mampu mengatasi rasa mual.

“Sirup dan manisan pala sudah diminati banyak orang. Untuk sirup dan manisan sudah sampai berbagi daerah di luar Siantar-Simalungun seperti, Jawa, Sumatera Barat, Kepulauan Seribu, Batu Bara, dan 50 botol akan dikirim ke Kalimantan Timur, Samarinda,”katanya.

Harry mengakui, masih banyak kendala yang dihadapinya, seperti butuh bantuan modal dari pemerintah untuk membeli peralatan pembuatan sirup, sehingga dapat mengefisiensi waktu pembuatan serta perizinan Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), terutama untuk produk jenis makanan atau minuman dari Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar. Selanjutnya sertifikasi halal.

Harry berharap Pemko membantu mempromosikan produk tersebut serta proses perizinan dibantu agar bisa didistribusikan ke outlet ataupun toko yang menjual makanan dan minuman. Sebab, kebanyakan toko maupun swalayan bersedia menerima, jika perizinan PIRT sudah ada tertera pada tiap label botol yang akan dijual.

“Selama ini, produk ini terjual karena rasa percaya pembeli saja pada kami. Maka dari itu, proses pengurusan surat perizinan itu sedang dalam proses,”ucapnya.

Selanjutnya, Harry akan berencana untuk mengembangkan produknya yang kesemuanya terbuat dari bahan buah pala, yakni selai pala dan bir pala. Akibat pandemi ini, rencana tersebut belum bisa dipastikan kapan terealisasi. (Aziz).
Komentar

Berita Terkini