BUMNag Saribuasih, Gelar Rapat Penyesuaian Pengurus Kecamatan Hatonduhan

fiksumNews.com -  Simalungun : BUMNag merupakan salah satu program pemerintah yang bagus untuk membentuk kesejahteraan masyarakat baik dalam pendidikan, sosial, agama dan ekonomi. BUMNag diharapkan dapat meminimalisir angka kemiskinan di Indonesia.

Pengurus Badan Usaha Milik Nagori (BUMNag) harus mengetahui terlebih dahulu potensi dan peluang pasar sebelum dikembangkan. Hal itu menjadi salah satu poin penting yang di bahas oleh Pendamping Ahli bersama PDP,PLD, Pangulu Saribuasi, Waster Manurung, Para Maujana, Gamot dan perangkat Nagori Saribuasi, Rabu (08/07/2020).

Turut serta pengawalawan rapat terbuka pengurus BUMNag Saribuasi ada Babinsa Sertu TA Napitupulu, Babainkamtibmas Aiptu RH Sianturi, juga para pemangku saham J. Sirait, L. Rajagukguk, A. br Silaban.

"Pengelolaan BUMNag di Nagori itu, jangan hanya berorientasi kepada pendapatan semata. Yang terpenting adalah bagaimana terbentuknya sistem yang mengacu sosial enterprise atau keseimbangan aspek bisnis dengan aspek sosial," kata Pendamping Ahli,  Saiful Simamora, dalam paparannya.

Pembentukan BUMNag, lanjutnya, seharusnya dapat memberikan ruang baru untuk mendorong perkembangan usaha yang ada dalam masyarakat. Selain itu, BUMNag hendaknya juga memberikan ruang untuk membuka lapangan kerja sehingga nantinya berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat nagori."Jadi dengan adanya BUMNag yang telah berkembang, akan menjadikan nagori-nagori itu mandiri, sesuai cita-cita dari Undang-undang Desa itu sendiri," kata Saiful.

Untuk mencapai tujuan tersebut, sebut saiful, tentunya harus ada sinergi antara pengelola BUMNag dengan pangulu Nagori. Aparat pemerintahan mesti jeli melihat permasalahan sosial dan kebutuhan yang terjadi di tengah masyarakat.

"Jadi Pangulu Nagori dan BUMNag itu harus sejalan, sehingga bisa mewujudkan Nagori mandiri itu," katanya.

Terkait pengelolaan keuangan untuk pengembangan usaha oleh pemerintah Nagori, yang bersumber dari dana desa bergantung kejelian Pangulu Nagori atau Kepala Desa dalam mengelola keuangan anggaran yang dikucurkan pemerintah pusat tersebut.

Banyaknya kegagalan yang terjadi dalam pengelolaan dana desa yang diperuntukkan bagi BUMNag terhadap produk yang dihasilkan, masalah yang muncul adalah tidak tersedianya tempat penampung tempat produk tersebut dijual, di sinilah letak pentingnya memilih usaha yang tepat.

Sementara Waster Manurung , yang merupakan pendiri BUMNag Mekar Saribuasi, menjelaskan, "terkait usaha yang akan dijalani BUMNag, setiap elemen masyarakat, aparat pemerintahan wajib memahami tentang BUMDes/BUMNag tersebut.

"pengembangan Pupuk kompos Trichoderma yang menjadi prodak BUMNag Saribuasi ada tiga jenis Pupuk organik, ada Pupuk kompos, Pupuk cair dan tepung dan bisa di implementasikan untuk semua jenis tanaman, khususnya petani yang ada di Kecamatan Hatonduhan, tutur Waster Manurung.

Penjelasan Adli Pasaribu selaku Pendamping lokal Desa menyebutkan,
"Semua elemen harus menyadari filosofi perubahan. Semangat kolektif dan jiwa gotong-rotong harus tertanam," kata Adli mengawali materinya.

Di hadapan para pengurus BUMNag, Adli menjelaskan," bahwa pemerintah desa akan berhasil jika mampu menuntaskan permasalahan dan penata kelolaan desa dari tengkulak. Diungkapkannya, pemerintah semestinya mengadopsi pemikiran Mohammad Hatta tentang Sistem Demokrasi Ekonomi (Sosial Enterprise). "Keistimewaan BUMDes yang memiliki Perdes tentang kedaulatan ekonomi yang diaturan dalam peraturan Kemendes PDTT, jadi jangan diperkecil dengan aturan lain," katanya.

Ia juga menyinggung tentang pengelolaan keuangan yang harus proporsional dan taat aturan yang telah disepakati. "Tentunya perlu perencanaan untuk memilah belanja modal dan operasional, menyusun RAB, singkronisasi terhadap Pagu Angaran adanya penetapan dan pengesahan anggaran untuk satu tahun, serta tertip admistrasi dan pembukuan.  Semua itu untuk menunjang pengelolaan BUMNag yang berkemajuan," kata Adli Pasaribu (Fiksum Simalungun/SA)
Komentar

Berita Terkini