Keong Sawah Jadi Makanan Paporit Di Tengah Pandemi Covid-19

harianfikiransumut.com –
LAMPUNG : Keong sawah kerap tidak dimanfaatkan oleh petani bahkan dibuang. Namun tidak begitu bagi pemuda asal Desa Sukabaru, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan (Lamsel). Ia bahkan dapat menjualnya dengan memanfaatkan jejaring sosial facebook.

Total sudah sebanyak satu kuintal keong atau tutut sawah yang berhasil dijualnya dengan harga per kilogram Rp10.000. Hingga pertengahan Juni ia menyebut mendapatkan hasil sekitar Rp1juta adari menjual lebih dari 100 kilogram keong sawah.

“Awalnya saya dikirim keong sawah dan mencari lewat internet ternyata bahan makanan dari sawah tersebut memiliki nilai gizi tinggi pada dagingnya dengan proses pengolahan yang benar,” terang Dede ahmad ia juga berpropesi sebagai wartawan Fiksum saat ditemui rekan media saat menjajakan Jualanya kepembeli, dikutip oleh Cendana nwes. Minggu (21/06/2020)

Keong sawah yang diperoleh dari sang kakak di Palas selanjutnya akan diletakkan pada bak khusus. Tujuannya agar keong sawah yang telah diambil dari area persawahan bersih dari kotoran. Ia menyebut sebelum dikirim kepadanya keong telah dibersihkan memakai air mengalir. Perendaman di air bak mengalir untuk memastikan keong lebih bersih sehingga aman dikonsumsi.



“Sebagian pembeli ingin menjadikan keong sawah yang saya jual untuk obat karena diyakini memiliki kandungan gizi yang baik,”terangnya.

Selain menjual, ia kerap memberi tips cara mengolah keong sawah yang baik. Sebelum pengolahan selain membersihkan dengan air mengalir sebaiknya direbus. Proses perebusan bermanfaat untuk menghilangkan kuman. Setelah proses perebusan selanjutnya bisa diolah sesuai selera menjadi gulai, ditumis atau dibuat sabal balado.

Dede ahmad mengungkapkan memasuki akhir Juni sudah sulit memperoleh keong sawah. Pasalnya sebagian lahan sudah mulai diolah dengan proses membajak memakai traktor. Keong sawah atau tutut akan kembali diperoleh saat tanaman padi berusia dua bulan. Kerap hidup bersama keong mas, keong jenis tutut sawah tidak memangsa tanaman padi.

Siti, salah satu warga menyebut membeli satu kilogram keong sawah dari Dede ahmad. Sebelum diolah proses perendaman keong atau tutut sawah dilakukan pada bak air. Proses pembersihan dilanjutkan dengan merebus keong sawah hingga matang. Bagian yang lancip dibuang dengan pisau untuk mempermudah mengeluarkan dagingnya.

“Proses pengolahan yang benar agak susah namun bertujuan agar aman dan mudah dikonsumsi,” terang Siti.

Keong sawah yang telah melalui proses pembersihan selanjutnya diolah menjadi kuliner sesuai selera. Ia memilih mengolah keong sawah menjadi gulai dengan bumbu dari kunyit, garam, merica, lengkuas,sereh dan penyedap rasa.

Proses pengolahan yang baik menurut Siti akan menghasilkan kuliner yang lezat. Pembersihan dengan air mengalir sekaligus memastikan keong sawah aman dikonsumsi. Sendi sang anak menyebut menyukai daging keong mas yang diolah dengan cara digulai. Meski harus mencungkil dengan lidi, ia memastikan rasa gulai keong sawah atau tutut cukup lezat.(suradi dede)
Komentar

Berita Terkini