Lagi, Pemilik Lahan Ratusan Hektare di Kawasan TNTN Kembali Terungkap

harianfikiransumut.com - Pelalawan : Penyerobotan lahan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Kabupaten Pelalawan terus terkuak, satu persatu nama penguasa kebun di lahan milik negara tersebut terbuka, jika sebelumnya ada Cirus Sinaga, RDS dan SNW, kini nama seorang pendeta juga ikut terseret.

Tidak tanggung-tanggung, tokoh agama yang diketahui bernama Iwan Sarjono, SH itu diketahui menguasai lahan di Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras seluas 600 Hektare (Ha), lahan tersebut kini sudah dijadikan perkebunan kelapa sawit.

Berdasarkan penelusuran media ini di lapangan, lahan yang kuasai Iwan tersebut dikenal dengan simpang bukit horas dengan nama kebun Siahaan Gertu. Menurut keterangan warga tempatan, lahan itu dibeli dari tokoh adat pada tahun 2007 dan baru dijadikan lahan perkebunan sawit pada tahun 2009.

"Sawit itu mulai ditanam pada tahun 2009 silam, katanya dibeli dari tokoh adat, saya lupa namanya. Tapi ada juga yang mengatakan bahwa lahan itu masuk dalam kawasan TNTN, kita masyarakat tidak tahu betul tentang itu," ujar salah seorang warga Desa Bukit Kesuma yang enggan disebutkan namanya.

Lebih lanjut, mengenai izin perkebunan yang mencapai 600 Ha tersebut, dikatakan pria bertubuh besar itu merupakan kebun milik pribadi, tentu tidak ada izin dari pemerintah, apalagi lahan itu disebut termasuk kawasan TNTN. "Sudah pasti tidak ada izin. Kami masyarakat juga heran, kenapa perkebunan sawit yang begitu luas tidak ada yang mengusut izinnya," imbuhnya.

Hal senada juga diungkapkan Herman, salah seorang tokoh masyarakat di Kecamatan Pangkalan Kuras mengatakan hampir seluruh kawasan TNTN yang berada di Desa Bukit Kesuma sudah dikuasai oleh orang-orang tertentu. Bahkan pemerintah bisa dikatakan tutuptutup mata melihat aktivitas penyerobotan lahan negara itu.

"Kita tidak mengetahui apa alasan para penyerobot lahan negara itu berani mengubah kawasan TNTN itu menjadi perkebunan. Lebih mirisnya lagi ketika pemerintah kita tidak menindak atau pembiaran terhadap pelaku-pelaku tersebut," ulasnya.

Sementara itu, ketika media ini menghubungi lewat pesan WhatsApp nya mengenai asal muasal lahan tersebut, Iwan menjawab,"Apa yg bapak wartawan mau bicarakan silahkan bicara kan dgn PH saya yuliana pardosi trimakasih." Media ini coba bertanya kembali Iwan kembali menjawab," Tanya sama PH saya, saya tidak mengenal bapak, trimakasih" dan Bukan urusanmu!, Ucapnya hingga pesan WhatsApp di block tidak bisa komunikasi hingga berita ini di turunkan.
.(74Yung)
Komentar

Berita Terkini