Terkesan Pemicu Konflik Horizontal, Pemerintah Desa Babo Tolak Program BLT.


harianfikiransumut.com - Aceh Tamiang : Dikabarkan Pemerintahan desa Babo Kecamatan Bandar Pusaka Kabupaten Aceh Tamiang  mengaku keberatan dan menolak menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang bersumber dari pemerintah pusat.

Hal itu disebabkan, anggaran yang tersedia di dana desa tidak mencukupi untuk dibagikan secara merata ke masyarakat, Kata Paimin Sebagai Datok Penghulu Kampung Babo Kecamatan Bandar Pusaka Kabupaten Aceh Tamiang, Jum'at (25/4/2020).

Paimin menilai, hal ini justru bakal memicu konflik horizontal diantara masyarakat, Karena dalam kondisi saat ini semua orang terdampak  covid-19, sebutnya.

Oleh karena itu semua warga merasa menjadi korban wabah covid-19 dan berharap agar pemerintah dapat memberikan solusi yang terbaik untuk masyarakat, ujarnya.

Kebijakan pemilahan terhadap sasaran yang akan menerima bantuan langsung tunai akan menimbulkan kecemburuan sosial antar warga.

Sehingga di khawatirkan berujung terjadinya konflik horizontal bagi  warga yang mendapatkan bantuan dan juga di pemerintahan Kampung (desa-red) Babo, ucap Paimin.

Wabah covid-19 sangat berdampak pada distribusi logistik kebutuhan pangan warga, karena semuanya bergantung pada modal transportasi tertentu.

Sementara kondisi saat ini, jalur transportasi banyak terganggu. Jika ini terus berlanjut, maka berpengaruh besar terhadap  keberadaan logistik untuk memenuhi kebutuhan pangan warga.

Pemerintah mungkin belum fokus pada penyiapan ketahanan pangan pada masing-masing daerah,  apalagi pada tingkat desa.

Oleh karena itu pemerintah desa Babo berinisiatif untuk mengajukan program penyiapan ketahanan pangan desa dengan membuat kebijakan dukungan pada pertanian intensif di tingkat desa, terangnya.

Melalui Penanaman padi atau penggantinya secara massif dan penanaman sayur mayur secara massif untuk mencukupi kebutuhan seluruh warga desa.

Keuntungan dari produksinya akan dapat dimanfaatkan, terutama untuk makanan pokok secara intensif ditingkat lokal desa, dipastikan bahwa bahan makanan pokok tersebut tidak terkontaminasi oleh virus Corona, ujar Paimin.

Dengan demikian, stok pangan juga tidak akan terkendala dengan adanya gangguan pada modal transportasi antar daerah.

Selanjutnya masyarakat juga lebih mudah dalam mengakses bahan makanan pokok karena dekat dengan sumbernya.

Selain itu, program pertanian ini dapat berkelanjutan, tidak hanya sekali waktu saja, seperti pada  saat pemberian bantuan. Ini akan lebih menjamin ketahanan pangan yang berkeberlanjutan khususnya di tingkat desa.

Terlebih jika BLT tetap diberikan, sedangkan stok pangan tidak tersedia, maka hal itu akan terkesan sia-sia dan tidak ada efeknya dari bantuan tersebut.

Oleh karena itu pemerintah desa Babo lebih setuju dengan program ketahanan pangan yang berkelanjutan dibandingkan program BLT yang justru akan menjadi bumerang bagi pemerintah desa, pungkasnya sembari menyampaikan pesannya Salam sehat dan Tetap jaga diri dan jaga Jarak, Semoga wabah ini cepat berlalu, (pakar)
Komentar

Berita Terkini