Pembahasan BLT Dana Desa Nagori Tonduhan Terkesan Rancuh

harianfikiransumut.com, Simalungun : Pembahasan tentang Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang bersumber dari Dana Desa di Nagori Tonduhan, Kecamatan Hatonduhan, berlangsung alot dan terkesan agak rancuh.

Hal ini bisa terlihat saat awak media FIKSUM mengikuti Musdus yang di ikuti Babansa, Serda J, Hasibuan, Babinkamtibmas Aiptu RH Sianturi, Koordinator Sappol PP, Kapala Desa Tonduhan, Bariman Sinaga, Pendamping Teknik, T, Situngkir, Pendamping lokal desa, L, sidabutar, dan Supiyani, juga kaur desa, perangkat Nagori, Tim Relawan Gugus Tugas Covid-19 Se-Nagori Tonduhan. Sabtu (25/04/2020)

Rancuhnya pembahasan BLT tak sesuai yang di rencanakan, pasalnya saat acara berlangsung, sejumlah masyarakat setempat berbondong-bondong sambangi tempat acara tersebut di aula Nagori Tonduhan.

Sesuai arahan pemerintah pusat 25% dana desa boleh di gunakan untuk penangganan Covid-19, dari mulai penyemprotan disinfektan, pembuatan posko isolasi, pembahagian masker, pembelian APD dan bantuan langsung tunai yang di berikan kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang berdampak langsung imbas dari pembatasan aktivitas yang mengakibatkan perekonomian masyarakat menurun tajam.

14 karekter yang minta pemerintah tak serta merta dapat di penuhi masyarakat yang terdampak, hal ini yang menyulitkan pendataan, tak heran jika para gamot menjadi sasaran pelampiasan warga yang merasa kurang senang dengan data yang diajukan.

Kuricuan saling tuding tak terelakkan, meski Pangulu Tonduhan, Bariman Sinaga sudah memberikan statment bahwa yang wajib menerima adalah masyarakat yang sama sekali tak pernah mendapatkan bantuan seperti PKH dan BPMT.

Namun masyarakat yang merasa kurang puas tak terima, akhirnya Bariman Sinaga meminta gamot untuk mendata masyrarakat secara detail agar BLT yang di bagikan tepat sasaran dan tak menimbulkan kecemburuan sosial, ujar Bariman Sinaga.

Dia juga berharap, "BLT ini nantinya di bagikan secara bertahap sebanyak RP 600.000/perbulan untuk warga yang sudah memenuhi karakter selama 3 bulan kedepan, bagi yang tak mendapat tolong jangan kecil hati, karna sesuai peraturan mereka yang menerima adalah yang sudah memenuhi persyaratan juga kesepakatan bersama, jika ada yang keberatan silakan datang kekantor kita akan jelaskan, ujarnya.

Pembahagian BLT yang bersumber dari Dana Desa memang menjadi delema bagi Pangulu-pangulu, untuk menuntukan masyrarakat yang memenuhi 14 karekter sangat sulit meski 9 minimal karakter yang berhak, pastinya akan menimbulkan kecemburuan sosial di tengah masyarakat, pasalnya dampak Covid-19 mencakup semua elemen masyarakat, tak hanya masyrarakat kecil, pebgusaha, penarik angkot, Penarik RBT dan UMKM juga ikut merasakan. (Red/SA)
Komentar

Berita Terkini