Jalan Lintas Tanah Jawa-Siantar Kembali Rusak, Berikut Komentar Gusmiadi Anggota DPRD Provinsi

harianfikiransumut.com, Tanah Jawa, Simalungun : Gusmiadi yang kerap di sapa Bang Goben, Anggota DPRD Provinsi dari Praksi Gerindra menyikapi permasalahan jalan lintas Tanah Jawa-Siantar yang kembali putus.

Sejatinya perbaikan jalan lintas Tanah Jawa-Siantar sudah terbengkalai sajak lama, selama ini masyarakat Tanah Jawa dan sekitarnya hanya di fasilitasi jembatan Balley sebagai jembatan darurat untuk kenderaan peribadi dan anggkutan umum, sementara truk bermuatan memang tak di izinkan melintas.

Dengan putusnya jembatan balley sabtu (21/03/2020) akibat banjir, kini masyarakat Tanah Jawa dan sekitarnya kian resah.

Keresahan mereka tentu beralasan, pasalnya 2 tahun pasaka putusnya jalan tetsebut Pihak Pemprov terkesan setengah hati untuk membangun kembali jalan tersebut, yang terlihat hanya bangunan yang belum selesai di sisi jalan.

Gusmiadi salah seorang tokoh pemuda juga Anggota DPRD Provinsi sangat menyangkan hal ini terus berulang. Senin (23/03/2020)

menurutnya, "permasalahan jalan putus Tanah Jawa-Siantar yang hanya di kerjakan setengah jadi dengan anggaran yang cukup lumayan besar tak juga menyelesaikan permasalahan, justru menambah kegaduhan dan keresahan warga. tuturnya

Kedepan Dirinya akan mendorong pemerintah Pemprov melalui Dinas terkait untuk lebih serius menanggapi permasalahan yang terjadi, "saya sangat menyesalkan kejadian yang terus berulang, robohnya jembatan Balley di sebabkan curah hujan yang tak cukup tinggi, menyebabkan jalan ini putus kembali, ketidak seriusan dinas PUPR Pemprov menyesaikan jalan ini menimbulkan banyak pertanyaan di tengah masyarakat, kedepan ini tak boleh terulang, ujarnya.

"Dua hari ini kembali rakyat Simalungun khususnya warga yang selalu menggunakan jalan lintas tanah jawa kembali harus menelan kekecewaan atas putusnya jembatan Penghubung jalan Tanah Jawa- Pematang Siantar untuk kesekian kali. Pemerintah mestinya memiliki sumber daya yang cukup untuk menyelesaikan persoalan ini. Cukup lama sudah masyarakat merasa kesusahan dengan kerusakan yang terjadi. Mengingat jalan ini memiliki peran penting bagi masyarakat Simalungun, tuturnya.

"Kita memahami bahwa jembatan ini bukan semata-mata faktor tunggal persoalan. Ada alur aliran air dari bagian atas jembatan yang mestinya dapat dikelola dengan baik oleh perkebunan dan kabupaten sebagai pemilik wilayah. Bukan sekedar berdampak pada bagian jalan, air tersebut membanjiri nagori/desa dibawahnya. Disinilah sesungguhnya sikap kepemimpinan dua kepala daerah sedang diuji.

Kita berharap, gerakan ini dapat menjadi pendorong bagi Gubernur, Bupati dan Pimpinan perkebunan untuk bekerjasama secara serius untuk menyelesaikan persoalan ini. Kata Gusmiadi.

Perlu kita garis bawahi, permasalahan jalan putus Tanah Jawa-Siantar sudah berlangsung hampir 2 tahun, hingga saat ini penyelesaian bulum ada kejelasan, dan hal wajar jika masyarakat Tanah jawa kerap bertanya di mana pemerintah baik Pemkab maupun Pemprov, di mana fungsi anggota DPRD Simalungun maupun DPRD Provinsi masalah seperti ini tak mampu di selesaikan, Masyarakat Tanah Jawa dan sekitarnya sudah sangat bosan jika hal ini di perdebatkan, al hasil semua salaing menyalahkan dan saling tuding.

Melalui tulisan ini kita berharap Pemerintah baik Pemkab Simalungun dan Pemprov Sumut, di tambah PTPN IV handaklah saling bersinergi memperbaiki jalan lintas Tanah Jawa-Siantar yang sudah lama putus.

Anggota DPRD Simalungun dan DPRD Provinsi juga punya tupoksi mempertanyakan kinerja pemerintah, Kami sabagai masyarakat Tanah Jawa, Hatonduhan, Jawa Maraja Bahjambi dan Huta Bayuraja mengharapkan kerja nyata dari Pemerintah dan Anggota DPRD sebagai wakil kami di Parlemen untuk memperjuang hak kami sebagai masyarakat kecil. ujar tokoh pemuda tanah jawa. (SA)
Komentar

Berita Terkini