Bawa Pisau ke Polres Kepulauan Meranti, Seorang Pria Terpaksa Dilumpuhkan, Ini Kronologinya


harianfikiransumut.com -
SELATPANJANG : Seorang warga yang diketahui mengamuk di Polres Kepulauan Meranti terpaksa dilumpuhkan oleh polisi yang saat itu sedang melaksanakan piket.

Peristiwa yang terjadi pada Rabu (11/3/2020) sekira pukul 17:30 Wib ini langsung mengundang reaksi warga yang penasaran dan ingin tahu terhadap kejadian yang menimbulkan korban jiwa tersebut.

Melihat hal tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Meranti bersama DPRD dan tokoh masyarakat langsung mengambil langkah dan melakukan pertemuan mendadak untuk menenangkan massa agar tidak terjadi gesekan dan menimbulkan gejolak amarah yang tidak terkontrol.

Rapat bersama yang dilaksanakan di Gedung DPRD Kepulauan Meranti pada pukul 22:00 WIB malam ini
dihadiri oleh wakil Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Said Hasyim, ketua LAMR, Muzammil Baharuddin, anggota DPRD, Khusairi, Dedi Lubis, Kabag Sumda Polres Kepulauan Meranti, Kompol Areng Swasono, Kepala Satpol PP, Helfandi, tokoh masyarakat Asnan Mahadar, tokoh pemuda Jhonny dan beberapa tokoh masyarakat serta unsur lainnya.

Didalam rapat tersebut, ketua LAMR yang juga sebagai anggota DPRD, Muzamil Baharuddin meminta kepada pihak kepolisian untuk menjelaskan kronologis kejadian tersebut.

"Kita minta pihak kepolisian menjelaskan seperti apa permasalahan ini sebenarnya, sehingga tidak terjadi informasi yang simpang siur ditengah masyarakat sehingga menimbulkan kegaduhan," kata Muzamil.

Kabag Sumda Polres Kepulauan Meranti, Kompol Areng Swasono mengatakan bahwa dirinya tidak bisa menjelaskan secara detail dari permasalahan tersebut, namun pihaknya membawa saksi yang saat itu berada dilokasi kejadian.

"Waktu itu kejadiannya terjadi pada pukul 17:30 Wib setelah jam kantor selesai. Waktu itu saya ditelpon sama Kapolres bahwa ada kejadian di SPKT
setelah saya cek ternyata memang benar. Namun terhadap kejadian ini saya tidak bisa menjelaskannya secara detail kronologi dan suatu statement karena saya tidak mengalaminya secara langsung, tapi kami menghadirkan anggota yang saat itu bertugas di SPKT," kata Areng.

Kronologis kejadian diceritakan langsung oleh Aipda Hendra yang menjabat sebagai Kanit II SPKT II dimana pada saat itu sedang bertugas di SPKT.

"Saat itu sekira jam lima anggota saya bernama Bripka Rizky Kurniawan minta izin untuk berobat karena kakinya sakit setelah itu tidak lama kemudian anggota saya balik ke kantor dengan membonceng seseorang yang tidak saya kenal dan saya menanyakan kepada anggota saya ada apa dengan dia, lalu dijawab dia telah berbuat rusuh di jalanan," cerita Hendra.

"Ketika saya tanyakan dia tinggal dimana, yang bersangkutan menjelaskan bahwa tinggal di Jalan Perjuangan dan tinggal di mesjid dan sebelumnya tinggal di pesantren dan dia juga mengaku jika agamanya Islam. Lalu saya bertanya apakah kenal dengan Kiyai si A B dan C dia juga mengaku tidak mengenalinya," lanjut Hendra.

Dikatakan setelah di SPKT yang bersangkutan lalu dibawa ke kantor untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Saat itu yang bersangkutan juga membawa paralon yang digunakan untuk berbuat kekacauan di jalan.

"Setelah Dibawa sama anggota dia bersikeras tidak mau tas sandang yang dibawanya diperiksa petugas sampai pada akhirnya pihak Reskrim datang dan mengejarnya lalu dia mengajak Brigadir Tommy untuk berduel dan memukuli Tommy dengan paralon hingga patah," kata Hendra.

"Sebelumnya juga dia menggebrak meja sambil berteriak-teriak Allahuakbar sampai monitor diatas meja terbalik. Lalu saya merasa tersinggung dan mengatakan kalau anda harus sopan disini," ujarnya.

"Setelah mau diperiksa tas nya dia semakin brutal dan kembali mengajak anggota Reskrim berkelahi dan ketika Tommy ingin melerai dia memukul Tommy dan mengeluarkan pisau dari pinggangnya," ujarnya lagi.

Saat posisi antara keduanya tidak begitu jauh, Brigadir Tommy merasa terdesak dan terpaksa mengeluarkan senjata api untuk melumpuhkan korban dan akhirnya tewas tergeletak dengan pisau masih di tangannya.

"Dia pun langsung mengejar kami sampai kedalam ruangan. Saat jarak antara Tommy dan pelaku tidak begitu jauh yakni sekira satu meter, Tommy lalu mengeluarkan senjata api nya untuk melumpuhkan pelaku karena sudah dalam kondisi terdesak," tutur Hendra.

Korban dipastikan meninggal setelah pihak kepolisian meminta dokter untuk memeriksa kondisi jasad korban.

"Dia dipastikan meninggal setelah tim dokter kami undang untuk memeriksa. Dan si celana korban juga tidak ditemukan identitas, selain itu pihak keluarga juga belum tampak datang untuk menjenguk," kata Hendra.

Kabag Sumda Polres Kepulauan Meranti, Kompol Areng Swasono juga mengatakan bahwa akan menindak dan memproses anggotanya jika terbukti bersalah dan penanganan yang tidak sesuai dengan prosedur.

"Kami tidak akan main- main. Proses ini akan tetap kita laksanakan sesuai dengan prosedur, dan bagi anggota yang menyalahi aturan dalam bertindak akan kita proses sesuai hukum yang berlaku," kata Areng.

Sementara itu Wakil Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Said Hasyim meminta jika permasalahan ini harus diproses sampai tuntas.

"Kejadian ini bukan ada unsur kesengajaan, dan jika ada unsur kesalahan maka ini memang harus ditindak. Oleh karena itu saya mengimbau kepada semua warga untuk tidak membuat cerita dan berprasangka buruk. Cukup beritanya satu sumber saja yakni dari Polres karena negara kita ini sangat membutuhkan pihak kepolisian oleh karena itu saya berharap kepada warga masyarakat berhenti semua sekali untuk tenang tidak termakan isu berita-berita yang tidak jelas," ujar Said Hasyim.

Terakhir Muzamil juga mengapresiasi terhadap pihak kepolisian yang berkomitmen akan memproduksi hal ini secara benar.

" Kami disini menggarisbawahi bahwa pihak kepolisian akan memproses hal ini secara adil dan benar. Untuk itu kita percayaman proses ini kepada mereka," pungkas Muzamil

Selesai melaksanakan rapat, beberapa perwakilan Pemda, DPRD dan tokoh masyarakat bergerak menuju ke Mapolres Kepulauan Meranti.

Tujuannya untuk melihat korban yang rencananya akan dibawa ke RSUD Kepulauan Meranti untuk proses otopsi.
(Syaban/Karim)
Komentar

Berita Terkini