"Melalui Intervensi Spesifik Dan Sensitif" Pemkab Langkat Tekan Angka Stunting

harianfikiransumut.com - Langkat : Pemerintah Kabupaten Langkat melalui Bappeda dan Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat,  menggelar rembuk stunting,  di Aula Kantor Bappeda Langkat,  Senin (15/4/2019).

Kepada Bappeda Langkat, H Sujarno SSos MSi, pada sambutannya,  menerangkan,  Pemkab Langkat berkomitmen mengatasi permasalah stunting melalui intervensi spesifik dan sensitif penyebab langsung dan tidak langsung masalah gizi.

"Sedangkan intervensi sensitif diarahkan untuk mengatasi akar masalah dan sifatnya jangka panjang, " terangnya.

Untuk itu,  kata Sujarno,  melalui rembuk stunting ini,  Pemkab Langkat mengajak keterlibatan seluruh pemangku kepentingan yang ada di Langkat,  untuk bersama mencegah  dan menurunkan prevalensi stunting.

Mari jadikan kegiatan ini,  momentum mencanangkan intervensi penurunan stunting  terintegrasi dan memperluas lokasi intervensi secara bertahap. Melalui penguatan komitmen dan kordinasi antar lintas sektor, melalui dana APBN, APBD, DD, CSR dan sumber lainnya.

"Sehingga mampu membawa sumberdaya manusia yang sehat,  cerdas dan proaktif, " harapnya.

Kadis Kesehatan dr Sadikun Winato,  menerangkan,  saat ini Indonesia masih dihadapkan masalah stunting yakni 37 persen (hampir 9 juta)  anak balita mengalami stunting. Untuk seluruh dunia,  Indonesia adalah negara dengan prevalensi stunting kelima terbesar.

Sedangkan Kabupaten Langkat sendiri, Sebut dr Sadikun, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)  Kemenkes RI tahun 2013, prevalensi stunting mencapai 55,48 persen.

"Namun pada tahun 2018 setelah dilakukan revaluasi dan verifikasi oleh Dinkes Langkat di Lokus stunting terhadap 8 kecamatan dan 10 desa,  menunjukan penurunan prevalensi stunting sebesar 23,20 persen, " paparnya.

Meskipun ada penurun tersebut, kata Kadis Kesehatan, upaya untuk menurunkan angka stunting di Langkat harus terus dilakukan. Mengingat Langkat salah satu daerah dari 100 kabupaten/kota,  intervensi percepatan penurunan stunting.

Adapun yang dilakukan Pemkab Langkat,  sebut dr Sadikun, untuk menekan angka stunting antara lain.

Pertama pendataan stunting melalui survey gizi di Lokus 10 Desa. Kedua monitoring dan pendataan ulang stunting melalui survey gizi di Lokus 10 Desa  diperoleh data anak stunting yang lengkap (by name  by address).  Ketiga peningkatan kapasitas petugas terkait penanggulangan  stunting dan pemantauan tumbuh kembang abak,  melalui pola pengasuhan anak,  seperti pemberian makan bayi,  PMT BUMIL bayi dan balita suplementasi vitamin.  Keempat intervensi gizi sensitif berupa peningkatan akses air bersih dan lingkungan yang sehat bekerjasama dengan OPD lainnya.

Turut hadir narasumber dari Bappeda dan Dinas Kesehatan Pemprovsu, para kepala OPD Pemkab Langkat terkait,  para Camat dan Kades/Lurah se Langkat,  perwakilan Bank Sumut, BPJS,  BPS,  Kemenag Langkat,  Perguruan tinggi,  TP PKK Langkat,  serta perwakilan forum anak Langkat,  dan undangan lainnya. (Belly)
Komentar

Berita Terkini