Kondisi lebih miris adalah jembatan yang melintangi sungai Segati ini sudah lapuk. Ironisnya, kendati begitu memperihatinkan, Pemerintah Kecamatan dan Kabupaten masih terlihat bungkam, Rabu,(27/02/2019).
Puas menerobos banjir, Sambung Kades Nerwan, tantangan terberat masih menunggu didepan mata. yakni melintasi jembatan Tambak yang terbuat dari kayu dan sudah lapuk.
"Di wajibkan kita ekstra hati-hati agar tidak terjungkal jatuh kedalam sungai Segati yang berarus sangat deras. Dan lebih menacu adrenalin lago adalah adanya binatang buas yang siap menerkam dibawah jembatan ini," ujar Nerwan.
Untuk mengurai persoalan ini, khususnya jembatan yang memiliki panjang 70 meter, pihak kedesaan Tambak dan Kedesaan Bakung telah melaporkan hal ini kepada Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Pelalawan dan kepada Bupati Pelalawan HM Harris, namun tidak mendapatkan tanggapan yang berarti.
"Pemerintah sejauh ini belum memberikan respon baik. Dilapangan warga masih berjuang nyawa sekedar untuk melewati jembatan lapuk tersebut," imbuhnya.
Tak hanya melaporkan perkara tersebut kepada pimpinan tertinggi di negeri Tuah Negeri Seiya Sekata ini, Pemeritah Desa juga, telah mengusulkan pembangunan jembatan ini melalai jalur Musrenbang tingkat kecamatan setiap tahunya.
"Ya, setiap tahun kami telah usulkan melalui jalur Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbangda) tingkat kecamatan dan ini telah masuk tahun ketiga dan berarti ini usulan untuk ketiga kali pula, secara berturut-turut. Tentunya masyarakat sangat berharap adanya perhatian serius dari pemerintah daerah," tutupnya. (Duliater/rls)