Pemerintah Aceh melalui dinas BMCK provinsi Aceh, telah berupaya melakukan jalan alternatif yang bersebelahan dengan jalan yang semulanya longsor dan putus itu. Dua unit Alat escafator, dan satu unit alat compack (pengilas), di turunkan segera guna untuk mengeruk tanah dan meratakan tanah, yang akan dibuat untuk jalan alternatif tersebut, dengan alat seadanya seperti batang kelapa untuk penyeberangan parit disisi badan jalan itu, agar dapat di lintasi para pengguna jalan.
Salah seorang warga, Evi (30) yang selalu melintasi jalan nasional Takengon - Bireun Jamur Ujung itu, menuturkan pada media ini, "saya sangat merasa senang sekali, dengan adanya jalan alternatif ini, saya tidak harus lagi memutar jalan, dengan menempuh jarak jauh yang dapat memakan waktu lama," terangnya.
"Setiap pagi saya mengantar anak -anak sekolah di pante raya, tadinya saya harus memutar jalan dari karang rejo yang tembusnya ke pante raya, dengan jarak tempuh waktu 40 menit. Namun dengan adanya jalan alternatif ini, saya hanya menempuh waktu 10 menit saja untuk sampai ke pante raya," jelasnya.
Sementara itu, dengan telah dibuatnya jalan alternatif untuk sementara, maka pihak Pemerintah Aceh melalui dinas terkait akan segera melakukan perbaikan terhadap jalan semula yang longsor dan putus akibat bencana longsor itu. Pihak Balai PU Provinsi Aceh telah turun ke lapangan untuk meninjau lokasi jalan lintas nasional Takengon -Bireun di desa jamur ujung yang longsor yang mengakibatkan akses jalan lintas nasional tersebut putus. (DS)
