Bencana Banjir Di Angkola Selatan Kab Tapanuli Selatan Memakan Korban Jiwa

Tapanuli Selatan.harian fikiran sumut.com - Tapsel : Dua korban banjir bandang yang melanda Dusun Mosa Palang, Desa Gunung Baringin, Kecamatan Angkola Selatan (Angsel) , Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), belum ditemukan, Sampai hari ketiga pasca kejadian, Minggu (2/11), ratusan petugas dan warga masih melakukan pencarian.


Kepada awak media Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Darah (BPBD) Tapsel Ilham Suhardi melalui Sekretaris Umar Halomoan Daulay menyebutkan di lokasi telah diterjunkan 12 orang anggota BPBD, 5 Basarna, 10 TNI, 10 Polisi, dibantu Camat Zamhir dan 200 lebih warga.


Korban adalah seorang anak perempuan usia 11 tahun, Cintia, dan bayi 2 bulan, Puput, Keduanya merupakan anak dan cucu Wasito pemilik rumah yang hancur diterjang banjir bandang pada Kamis (29/11) malam.
Jumat 30 Nopember dan Sabtu 1 Desember pencarian dimulai pukul 09:00 sampai 17:00. Hari ini, Minggu 2 Desember kita tetap lakukan pencarian Sampai siang ini, korban belum ditemukan sebut Halomoan daulay lewat selulernya.

Lebih lanjut di sampaikannya
Pencarian dilakukan sampai beberapa kilometer ke hilir aliran sungai Aek Sialang Petugas dibantu warga juga mencari korban di bawah tumpukan kayu-kayu besar dan gundukan tanah bercampur sampah.


Sementara untuk penanggulangan situasi pasca banjir bandang, BPBD bersama Basarnas, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan dan Pemerintah Kecamatan Angkola Selatan membuka posko di Dusun Palang.


Dan total kerusakan yang kita data hingga hari ketiga pasca banjir bandang berupa 1 unit rumah, 1 mushallah, 1 bangunan PAUD dan 1 tiang listrik komplit dengan lampu jalannya tumbang jelasnya.


Sebelumnya, Kamis (29/11) malam banjir bandang melanda Dusun Mosa Palang, Desa Gunung Baringin Air sungai mulai membesar sejak sore, semakin lama meluap ke area  pemukiman warga.


Wasito bersama istrinya Erni, putriya Cintia, menantunya Putri dan bayinya yag berusia 2 bulan, berada di dalam rumah mereka yang berdekatan dengan sungai Saat luapan air semakin tinggi mereka keluar rumah untuk menyelematkan diri.
Naaspun menimpa mereka baru beberapa meter dari rumah, tiba-tiba air bah bercampur kayu gelondongan meluncur cepat ke arah mereka Wasito masih sempat menggenggam Cintia, namun kakinya terjepit kayu dan putri sulungnya itu lepas, hanyut dan menghilang.


Sementara Erni dan menantunya Putri, berusaha menyelamatkan diri sembari melindungi cucunya yang masih berusia 2 bulan Namun, kerasnya terjangan kayu-kayu besar yang dibawa air merubuhkan rumah dan menghantam mereka Wasito bersama istrinya Erni dan menantunya Putri selamat setelah digulung banjir dan di bawa untuk Dirawat di RSUD Padangsidimpuan, dokter yang menangani menyebutkan bahwa tanpa sadar para korban banyak menelan air bercampur pasir....Ahmad hakim.
Komentar

Berita Terkini